saya akan merubah garis perak menjadi pelangi, cuma berikan saya satu peluang...
ketika itu dia hanya sebuah bayangan hologram, kaos putih dengan stelan jeans berwarna biru muda, tas berwarna merah, dia lalu lalang, aku tidak ingat kacamata apa yang dia pakai, aku juga tidak bisa mengingat bagaimana suaranya waktu itu. yang aku ingat bayangan tubuhnya yang berjalan dari belakang.

waktu itu tahun 2009, aku yakin dia sendiri tidak akan menyangka bahwa aku mengingatnya, aku menghinanya aku bilang tak mungkin aku menyukai orang seperti itu berpinggul lebar. ya aku belum pernah menceritakan ini kepadanya.

"dia orang yang baik, kejar dia, dia punya kehidupan yang keras" kata mereka. padahal aku malah mempromosikan wanita ini untuk teman-temanku yang lebih baik daripadaku. karena aku tau dia adalah orang yang baik walaupun belum pernah merasakannya sendiri.

3 tahun kemudian, jam setengah 5 pagi, kususuri jalanan kota Bandung, belum semenitpun aku tidur hari itu, misiku berikutnya adalah menjemputnya si wanita hologram dan membawanya ke tempat dimana mempelai bersolek bersama pendamping dan penerima tamu. itu pun sengaja aku yang meminta supaya aku yang menjemputnya, ya apapun ceritanya Trik itu dibutuhkan dalam cinta.

Tidak lebih dari 12 pertanyaan dan jawaban yang terlontar selama perjalanan yang dingin itu, aku mengharapkan dia memelukku dari belakang, tapi dia juga ternyata tidak merasakan bahwa aku kedinginan dan belum tidur sejak kemarin. lagian siapa aku?

jujur saja modalku cuma tatapan mata yang tulus ala tom cruise, aku tidak pandai berkata-kata, aku tidak juga pandai berpolah. sebenarnya sesampainnya di rumah mempelai, aku disuruh tidur saja, tapi aku tidak mau, aku tidak mau melewatkan satu detikpun untuk melihat dia, si wanita hologram menjadi seorang bidadari.

dengan modal seadanya, mata yang hanya bersinar 7 watt. aku perhatikan dia, jika ada kail pancing aku sudah mengailkan kelopak mataku dan ujungnya aku tarik, aku sangkutkan pada punggungku supaya aku tidak melewatkan 1 momenpun, mungkin otakku sudah tertidur mataku saja yang masih menyalak juga hatiku.

setiap mata kami bertemu dia tersenyum, tunggu ... atau itu cuma harapanku dia tersenyum, apakah ada kotoran di hidungku atau ada air liur yang menetes-netes dari bibirku. aku sudah tidak perduli tapi percayalah hal itu aku sengaja.
tapi ternyata orang yang aku lihat bukan wanita hologram kodisi ngantuk sudah membuatku tidak waras, dia wanita lain.

ketika dipanggiil wanita hologram muncul dari kamar (arah jam 3) yang pintunya cokelat, tepat dihadapannku dia muncul sambil tersenyum, walau bukan kepadaku.
perlahan hologram hilang menjadi warna emas dalam balutan kebaya, perlahan dia berjalan, mataku menangkap frame demi frame dalam momen itu. diapun mulai duduk disebuah kursi yang berhadapan dengan cermin. dia tidak memperhatikanku yang memandang dari sudut sempit, aku duduk jam 6 dan dia jam 9, sempit sekali sudutnya karena dihalangi sebuah pintu.

wanita hologram tersenyum, sekali lagi senyumnya bukan untukku, lebih tepatnya kepada perias, dia memandang cermin sambil memperbaiki poninya yang agak membelok. benar-benar dia tidak menyadari keberadaanku apa? tanyaku dalam hati.

ketika dia tersenyum aku pun tesenyum, tanganku menyanggah bibirku menahan tawa, aku tersenyum sambil memalingkan mukaku dia malah memelototiku, semakin aku melihat sisi lain dia semakin tersenyum sebal, entah apa yang terjadi kami seolah menertawakan sesuatu bersamaan. kadang dia mencubitku karena aku terlalu sering tertawa kecil padanya. siku ku agak mendorongnya, dan dia membalas. tapi itu hanya bayangan di kepalaku dam aku harap itu bisa terjadi di kehidupan nyata.

detik demi detik dia mulai menunjukkan warnanya, menunjukkan sosoknya yang keemasan, kami tidak pernah berbicara setelahnya, ah yang penting aku sudah melakukan tugasku. Aku tidak mau dia melihatku mandi dirumah itu, lalu aku pergi menuju pengisian bensin dan mandi disana. sambil mengancingkan batikku, aku berharap akan ada momen dimana kami bisa berfoto berdua saja. ternyata benar, kami berfoto bersama tapi tidak hanya berdua, banyakan.

Semenjak hari itu pertanyaan nya muncul, apa aku harus mendekatinya? apa bisa? sms pertama terkirim "Gereja dimana?" aku tau dia beribadah dimana itu hanya basa basi. balasannya datang bersama senyumku.

kalian tidak akan percaya bahwa setiap bertemu di keramaian kami hanya berbicara tidak lebih dari 7 pertanyaan. bahkan kadang saya tidak mengatakan apa-apa, sebuah anggukan yang dibalas senyum sudah cukup. entah bagaimana itu sudah cukup bagi saya pribadi untuk bisa saling menatap saja. semenjak bulan itu  wanita hologram sudah menjadi nyata dalam hidup saya.
"ingatkah? ketika satu anggukan ku yang kau balas dengan senyum mu sudah bisa menhapuskan dahaga ku akan ribuan kata"
tidak ada hari tanpa memberikan 1 pesan yang penuh semangat dengan emoticon senyum dibelakangnya, aku tau banyak laki-laki yang jatuh hati padanya, tapi entah bagaimana sepertinya saya mengalahkan mereka semua, padahal kalian tau sendiri image ku tidak terlalu baik. waktu itu saya menyadari tidak ada pertanyaan dan tekanan, yang ada cuma "juts do it" semuanya pasti bisa kalo sudah dimulai dengan kasih yang tulus.

mulai dari keluar jam 12 malam untuk menemani wanita hologram mengerjakan tugasnya, menemaninya membeli perlengkapan, atau bahkan cuma mampir kerumahnya untuk sekedar numpang makan. saya adalah orang yang mudah sekali lapar.

sampai suatu hari aku harus berkerja agak jauh dari nya, aku sudah mempersiapkan bahwa malam itu aku harus mengatakan semuanya karena aku mau dia tau aku menyayanginya. panjang kukatakan perasaanku, dia cuma tersenyum-senyum.

tiba-tiba dalam satu momen, dalam sudut matanya muncul serpihan permata, mengalir bak mata air, turun membasahi pipinya, kami tidak berani saling tatap karena akupun dalam hati menangis karena harus jauh dari wanita hologram. "aku sedih karena anak PA ku sedang .... bla-bla-bla" katanya. Tiba-tiba air mata dalam hatiku seakan kembali tersedot masuk. Aku pandang wajahnya, dia menatap langit yang sedang hujan seolah mewakili hatinya yang sedih karena aku harus pergi, aku tau wanita hologram sangat menyayangiku walaupun dia menangis karena anak PAnya. wajahnya yang merah padam, menghiasi kecantikannya di remang lampu malam. ya begitu.

akhirnya dia mengatakan hal yang benar-benar membuatku bisa menhancurkan monas dalam satu kali pukulan.  
"semua yang kamu lakukan selama ini, akan membuat saya kangen banget sama kamu" 
katanya tanpa berani memandangku. aku juga memandang kelangit, yang selama ini selalu tertahan oleh tembok rumah tetangga yang lebih tinggi dari tempat kami duduk. sekuat mungkin aku menyeimbangkan wajah dan mataku, aku tidak takut jika miring sedikit air mata yang aku tahan sejak tadi tumpah.

kata-kata itu menjadi pengokohan walaupun hanya untuk saya sendiri, ketika itu aku baru percaya semua yang orang katakan tentang dia, ya dia yang terbaik tidak ada yang akan lebih baik dari dia. malam itu berakhir dengan sangat indah entah jam berapa saya pulang dari rumahnya, saya lupa.

Seperti masalah hubungan pada umumnya, intensitas, komunikasi dan peningkatan kualitas menjadi kendala, menurut saya. Mulailah saya jarang sms, kadang untuk mencari bukti saya tidak sms untuk menguji apakah wanita hologram akan sms aku lebih dulu? tapi kadang karena itu dia marah pada sifat cuekku. Dan itu tidak hanya sekali.

Apapun alasanku aku memang orang yang cuek, aku lupa ada wanita hologram yang menungguku, menunggu smsku, tapi aku terlalu egois untuk tetap diam dirumah dan tidak melawan hujan yang terkikih-kikih menertawakan ketololanku.

Sampai akhirnya wanita hologram lelah dengan semua sikap egois yang aku tunjukkan, ketidak jantananku untuk mengakui bahwa aku serius menyayanginya. sang wanita hologram sudah terlalu muak dengan tingkah kekanak-kanakanku. Dia kehilangan seseorang yang membuatnya menagis malam itu. Ya dia mengatakannya.

Rasa egoisku tetap muncul mengikuti keputusannya untuk tidak melanjutkan ini semua, aku merasa sombong dan yasudah terselah lakukan apa yang mau kamu lakukan, saya tidak akan mencoba untuk memikirkanmu aku tidak akan pulang dan tidak akan menyelesaikan ini jika itu maumu. Jawabku dalam hati.

Sampai 1 bulaan aku tidak pulang, tiba kulihat buku biru yang dia pinjamkan, ku buka aku baca, ada banyak sekali tulisan tangannya, dia serius tentang buku ini, dia serius mencari pasangan seperti di buku ini.
Aku baru sadar wanita hologram cahanyanya semakin pudar, redup aku mulai tidak bisa melihatnya walau dalam terang. Aku kehilangan senyumnya, aku kehilangan kata “ya...” yang suka dia ucapkan. Aku mulai kehilangan momen-momen diman aku mempertahankan diriku untuk tidak menggigitnya ketika suasana berubah menjadi, ya itu susah sekali digambarkan. 
Hari itu aku terdiam aku duduk, buku itu aku baca lembar demi lembar.
“aku harus mengembalikan buku ini, dia bilang dia ingin seorang pendamping yang memiliki konsep hubungan yang sama dengannya seperti yang ada di buku ini”
dari situ tekadku untuk memperbaiki hubungan kami muncul. Tapi tidak pernah membayangkan untuk membuat wanita hologram menjadi nyata kembali, aku cuma mau membiarkan dia menghilang dengan cara yang lebih baik. Malam rekonsiliasi itu berakhir dengan baik, tapi....

Sudah beberapa bulan semenjak wanita hologram memutuskan untuk menghilang dan menjadi Hologram selamanya , dia tidak mau menjadi nyata dalam kisah ini. Sampai beberapa hari lalu aku berfikir pasti ada cara, cukup 1 saja cara untuk membuat wanita hologram tidak hilang. Belum terlambat, dan jikapun terlambat aku harus membuktikan bahwa ini bukan kisah kacangan, ini kisah yang indah.

kira-kira seperti apa kisah ini harus berakhir? apa yang harus dilakukan karakter utama supaya wanita Hologram mau kembali nyata?